Pengikut

Rabu, 12 Juli 2017

manfaat sholat 5 waktu

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Sebagai masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai religius, tentu berbagai kewajiban agama seharusnya telah menyatu dalam kehidupan kita, yaitu shalat. Akan tetapi, masih banyak nilai-nilai shalat yang belum dapat kita gali dan praktikkan dengan baik sehingga kita belum dapat merasakan keagungan-Nya.
Memahami kewajiban agama ternyata bukan sekadar melaksanakan kewajiban, melainkan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan kita baik dalam lingkup pribadi maupun komunitas. Dengan begitu, masyarakat kita akan mempunyai daya saing yang tinggi di tengah arus perubahanyang sangat cepat.
Shalat yang oleh orang muslim diyakini sebagai wujud ketaan seorang hamba kepada Allah ternyata juga menyimpan daya spiritual yang luar biasa untuk kesehatan para pelakunya. Maka harus kita ketahui bahwa Allah Swt., akan memberikan manfaat langsung ibadah shalat kepada mereka yang menjalankannya sehingga semakin tinggi kesadaran untuk melakukan kewajiban utama tersebut. Kesadaran inilah yang sangat diperlukan agar mampu menghadapi dan menyikapi berbagai godaan dan ujian dalam kehidupan sehari-hari.[1] Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka manusia akan memahami sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat tersebut. Hal ini sangat penting, karena dengan memahami hikmah atau manfaat sholat akan meningkatkan motivasi untuk melaksanakan perintah sholat dan beribadah dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena itu, disini akan dibahas mengenai hikmah dari sholat itu sendiri.[2]


2.      Rumusan Masalah
1.      Apakah shalat itu?
2.      Bagaimana sejarah perintah shalat?
3.      Bagaimana shalat yang sebenarnya dalam Islam?
4.      Apakah manfaat gerakan shalat?
3.      Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
4.      Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari Kesimpulan.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sejarah Solat 5 Waktu
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutuskan oleh Allah SWT untuk membimbing manusia ke arah jalan kebenaran. Tidak seperti umat nabi-nabi yang lain, umat nabi Muhammad telah diperintahkan untuk mengerjakan solat 5 waktu setiap hari. Ini merupakan kelebihan dan anugerah Allah SWT terhadap umat nabi Muhammad dimana solat tersebut akan memberikan perlindungan ketika di hari pembalasan kelak. Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap solat mula dikerjakan
a.    Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam as. pun bersembahyang dua rakaat. Rakaat pertama: Tanda bersyukur kerana baginda terlepas dari kegelapan malam. Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.
b.      Zuhur:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. iaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail as. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari. Lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
·         Rakaat pertama  : Tanda bersyukur bagi penebusan.
·         Rakaat kedua     : Tanda bersyukur kerana dibukakan duka citanya dan juga   anaknya.
·         Rakaat ketiga    : Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah SWT.
·         Rakaat keempat : Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
c.       Asar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan yaitu:
·         Rakaat pertama     : Kelam dengan kesalahan.
·         Rakaat kedua        : Kelam dengan air laut.
·         Rakaat ketiga        : Kelam dengan malam.
·         Rakaat keempat     : Kelam dengan perut ikan Nun.
d.      Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. iaitu ketika baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahang tiga rakaat kerana diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
·         Rakaat pertama  : Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
·         Rakaat kedua     : Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
·         Rakaat ketiga     : Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu hanya satu iaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
e.       Isyak:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa as Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
·         Rakaat pertama  : Tanda dukacita terhadap isterinya.
·         Rakaat kedua     : Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
·         Rakaat ketiga     : Tanda dukacita terhadap Firaun.
·         Rakaat keempat : Tanda dukacita terhadap anak Firaun.

Jumat, 16 Juni 2017

sejarah kota pontianak

Asal usul nama pontianak sesuai mitos yang tersebar adalah kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Kota pontianak oleh etnis Tionghoa Pontianak dikenal dengan nama Khun Tien. Kota ini juga terkenal sebagai kota khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Menurut cerita yang berkaitan dengan Syarif Abdurrahman yang sering dihantui kuntilanak, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu kuntilanak sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.

Sejarah Berdirinya Kota Pontianak
Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan.
Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Beberapa Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak:
1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808
2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819.
3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855.
4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872.
5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895.
6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944.
7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945.
8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950.

Minggu, 07 Mei 2017

problematika islam kontemporer



1. Hukum memilih pemimpin kafir
Pemimpin adalah sosok yang sangat penting dalam sebuah kelompok baik lingkup sempit maupun luas, eksistensi dan orientasi kelompok sangat ditentukan oleh pemimpinnya, apakah nanti akan dibawa ke arah kebaikan, kesejahteraan dankemakmuran ataukah diarahkan menuju kehancuran
A.  PENGERTIAN PEMIMPIN
 "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Allaa SWT berfirman  QS Al-Maidah: 51
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”
Di dalam memilih pemimpin banyak dari sebagian orang berbeda persepsi di ntara nya :
Menurut Dr. Muhsin labib pemimpin itu punya dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
1.    Pemimpin dalam arti Dimensi vartikel ialah pemimpin yang menghubungan kita kepada tuhan. Dalam dimensi ini bukan cuma harus Muslim, ndak cukup syarat itu saja tapi juga adalah orang yang paling baik, yang wara’, dia harus Muslim yang utuh.
2.    Pemimpin dalam arti Dimensi horozontal adalah pemimpin yang sifatnya administratif yang fungsinya itu adalah mengurusi urusan antar manusia  seperti untuk mengurusi macet, lalulintas, banjir, gubuk-gubuk liar di sekitar rel kereta api, nah pemimpin yang ini ndak harus Muslim. 
Menurut KH. Abdurrahman wahid “dalam urusan pemerintahan tidak apa-apa kita memilih pemimpin non muslim. kita bersama-sama memilih pemimpin yang pandai dalam urusan pemerintahan . Kita memilih non muslim bukan  berarti kita mengikuti agama mereka Karena dalam politik tidak ada urusannya dengan agama, kita anggap memilihnya sebagai pemimpin yang baik dalam pemerintahan.”
Menurut Dr. Zakir naik  “jika ada dua kandidat yang non muslim, pilihlah pemimpin yang paling baik di antara keduanya dan yang paling dekat dengan al Qur’an dan assunnah, begitu juga sebaliknya, jika ada du kandidat muslim pilihlah yang paling dekat dengan al Qur’an dan assunnah. Al Qur’an tidak melarang untuk memilih pemimpin non muslim, tapi jika ada pilihan dalam pemilu antara yang muslim dengan non muslim, tanpa keraguan seratus persen pilih yang muslim karena allah berfirman”
Di negara dengan sistem demokrasi yang dimana pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Oleh karena itu di negara ini dengan mayoritas islam terbanyak, seharusnya kita memilih pemimpin yang paling baik, dan yang mendekati Al- qur’an dan as sunnah. Tapi yang lebih baik lagi tentu saja adalah pemimpin yang Muslim dan juga Islami, itu yang layak kita pilih walaupun memang sangat jarang keberadaannya tapi saya yakin itu ada.